Apr 20

Posisi Kacey Fine Furniture dalam lingkungan ekonomi global adalah dengan menjadi produsen furniture terbesar ke-4 di Denver setelah American Furniture Warehouse, Weberg Furniture, dan Homestead House.


Posisi Kacey Fine Furniture dalam peta persaingan perusahaan furniture di Denver adalah dengan menyasar konsumen kelas menengah dan menengah-ke atas dan berfokus utama pada kualitas model produk dan jasa yang ditawarkan . Posisi tersebut mirip dengan posisi pasar dari Homestead House.Sementara 2 pesaing besar lainnya, American Furniture Warehouse dan Weberg Furniture cenderung untuk menawarkan varian produk dengan harga lebih terjangkau dan produk dengan kualitas lebih rendah, yang tentunya ditawarkan kepada konsumen dengan daya jangkau lebih rendah.

Dibandingkan pesaing-pesaingnya yang sama-sama memiliki lokasi toko yang tersebar di berbagai wilayah, Kacey Fine Furniture mempunyai keunggulan tersendiri dengan memiliki toko utama yang terletak di pusat kota.

 


Important knowledge in Company

Salah satu faktor yang menjadikan Kacey Fine Furniture dapat bertahan sejak didirikan pada tahun 1960-an dan bahkan terus berkembang sampai menjadi perusahaan furniture nomor 4 di Denver, adalah karena mereka memperhatikan dengan seksama aspek knowledge atau pengetahuan yang terdapat di dalam dan luar perusahaan.

Informasi dan pengetahuan tersebut antara lain:

  • Dari dalam perusahaan:

# Informasi pertumbuhan penjualan periodik

#Data-data mengenai ketersediaan produk

# Informasi mengenai muatan barang yang akan dikirimkan

 

  • Dari luar perusahaan:

# Informasi pembelian dan trend penjualan produk berdasarkan jenis,corak, warna, serta kisaran harga dari produk-produk yang telah berhasil terjual

# Semua informasi pemesanan, termasuk persediaan barang, pembelian dan profil pembeli

 

Semua informasi diatas dianalisa dan diteliti secara. Selanjutnya informasi yang telah diteliti tersebut akan disimpan dan dimanfaatkan sewaktu-waktu di masa depan apabila menghadapi pembeli yang sama atau metode pembelian yang sama. Tidak terlupakan juga, semua faktor informasi tersebut akan menjadi tidak berguna apabila tidak ditunjang oleh sales yang kompeten dan mampu menjunjung tinggi kepuasan pelanggan. Oleh sebab itu, Sam Fishbein, salah satu pimpinan Kacey Fine, menyatakan demikian, “Setiap orang mencari produk yang tepat, tetapi ketika pelayanan tidak terdapat di dalamnya, harga menjadi tidak relevan.” Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa faktor pelayanan turut pula memegang peranan penting yang menentukan konsumen untuk membeli produk selain faktor harga.

Apr 20

Secara umum, dapat disimpulkan bahwa masalah dan kesulitan yang dihadapi oleh Kacey Fine Furniture (KFF), dapat dibagi ke dalam beberapa masa dan periode waktu.

 

Periode 1950-1960an:

Pendiri KFF, Jack Barton, merumuskan visi jangka panjang dari KFF dengan merubah namanya yang sebelumnya Kacey Linoleum King, menjadi Kacey Fine Furniture dengan tujuan untuk menciptakan suatu konsep produk furnitur yang berkualitas. Permasalahan utama pada masa itu adalah, bahwa perusahaan tersebut belum berkembang begitu pesat, dengan hanya mempekerjakan 2 orang sales dan seorang sopir sebagai karyawan, serta menggunakan mobil pribadi Jack untuk mengantarkan pesanan barang yang kadangkala berjumlah 5-6 pesanan per hari.

 

Tahun 1976:

Pergantian kepemimpinan dari generasi Jack Barton kepada anaknya, Leslie dan suaminya Sam Fishbein.

 

Periode 1980:

Periode 1980-an adalah masa-masa ekspansi bagi KFF.

1981: Leslie dan Sam membuka toko seluas 600 m² di Frisco

1982: Pada December 1982, KFF berpindah lokasi karena gedung yang akan mereka tempati akan dijual dan pemiliknya yang lama telah meninggal. Mereka lalu menemukan lokasi baru yang terletak hanya beberapa blok dari lokasi yang lama dengan sebuah gedung pada lokasi itu seluas 6000 m². Namun permasalahan yang terjadi berikutnya adalah, dengan kepindahan ke gedung baru, dibutuhkan masa transisi, dan selama masa transisi ini, jadwal-jadwal penting harus tertunda dan sirkulasi komisi untuk sales pun terggangu. Beberapa karyawan yang karyawan yang khawatir dengan ini keluar dari perusahaan.

1983: Membuka toko seluas 2700 m² di sebelah barat laut kawasan pinggiran Lakewood.

1984: Meminjam area seluas 1,1 hektar bekas dari pabrik karet Gates untuk digunakan sebagai gudang.

1980an: Masalah kembali muncul sebagai akibat dari perlambatan ekonomi dunia yang turut menyebabkan permintaan konsumen akan furnitur menurun.

1990: Leslie dan Sam menjual rumah mereka dan bekerja tanpa digaji untuk menghindari status “perumahan” bagi karyawan mereka.

1987-1989: Aset perusahaan pada 1987 bernilai sekitar US$ 14 juta, dua tahun sesudahnya turun menjadi US$ 12 juta. Hal ini diduga diakibatkan karena para karyawan di dalam perusahaan tidak mau mengambil inisiatif dan tanggung jawab lebih. Semua masalah ditimpakan kepada manager atau Leslie dan Sam sehingga pada akhirnya membuat karyawan menjadi tidak produktif dan perusahaan mengalami stagnasi.

 

Periode 1990:

Pada tahun 1992, Leslie mengikuti seminar yang diadakan Jack Stack dan menerapkan suatu metode yang dicetuskan oleh Stack,The Great Game of Business , ke dalam perusahaan mereka. Pada intinya, metode ini berpusat pada suatu konsep sistem management terbuka dimana setiap orang di dalam perusahaan menjalankan misi yang sama terhadap rencana perusahaan.Dengan berlandaskan metode ini, perusahaan mengajarkan seluruh karyawannya laporan arus kas, laporan keuangan, dan neraca lajur yang sesuai dengan level pendidikan dan pengertian mereka. Karyawan diikutsertakan ke dalam pengambilan keputusan di berbagai level di dalam perusahaan.

Dengan konsep ini, perusahaan menciptakan suatu pengertian kepada karyawan bahwa, “inilah perusahaan di mana anda bekerja. Dengan inilah anda akan mempengaruhi orang-orang di sekeliling anda, dengan inilah anda akan membuat keputusan dan tanggung jawab tetapi, untuk membuat keputusan tersebut, tentunya anda harus lebih dulu memiliki sumber informasi yang cukup untuk mendukung terjadinya pengambilan keputusan.”

1995-1996:

Pada April 1995, Entertainment Development Group (EDG) dan United artist Theatre Circuit merencanakan pembangunan teater dan kompleks hiburan di area seluas 7400 m² di sebelah tenggara areal Lower Downtown (LoDo). Satu bulan berikutnya Ascent Entertainment Group membeli tim NHL, Quebec Nordiques dan merubah namanya menjadi Colorado Avalanche. Tim ini kemudian meraih sukses dengan melaju ke babak play-off pada liga baseball musim 1996, menjadikan stadion kandang mereka selalu penuh didatangi suporter sepanjang bulan april-mei.

Kedua hal di atas, rencana pembangunan teater dan kesuksesan tim NHL, Colorado Avalanche melaju ke babak play-off, tampaknya tidak berhubungan dengan kondisi Kacey Fine Furniture. Namun, yang terjadi adalah sebaliknya. Kedua hal tersebut sangat berkaitan erat dengan masa-masa suram yang dialami oleh KFF pada periode pertengahan 1990-an. Dengan adanya rencana pembangunan gedung teater dan kompleks tempat hiburan, disertai dengan penuhnya kapasitas stadion Coors Field (kandang dari tim Colorado Avalanche) yang terletak satu mil di sebelah utara toko KFF, hal ini ternyata menimbulkan masalah serius bagi KFF. Area Lower Downtown (LoDo) atau pusat kota yang tadinya merupakan kawasan komersial berbiaya sewa rendah, secara serta-merta berubah menjadi kawasan bisnis elit dengan biaya sewa tinggi, yang diikuti dengan meningkatnya berbagai macam aktivitas pembangunan di sekitar area itu, tidak terkecuali pembangunan perumahan. Dengan dibangunnya banyak perumahan di area tersebut, seharusnya merupakan keuntungan bagi KFF karena dapat lebih mudah memasarkan produknya dan jumlah konsumen yang potensial pun jadi lebih banyak. Tapi yang terjadi justru adalah sebaliknya,jumlah konsumen yang datang ke KFF mengalami penurunan semenjak didirikannya Coors Field pada 1995 . Semua orang yang datang ke pusat kota bermaksud untuk menonton pertandingan baseball atau hockey di Coors Field. Dengan kapasitas Coors Field yang berjumlah 50200 orang, setiap minggunya ada ribuan orang dan mobil yang datang dan keluar memasuki pusat kota untuk menonton pertandingan baseball atau hockey . Dengan kondisi seperti ini, jalanan mengalami kemacetan dan ketiadaan lokasi parkir. Kemacetan dan ketiadaan tempat parkir yang memadai inilah, yang membuat orang-orang menjadi malas berbelanja di pusat-pusat pertokoan di pusat kota, termasuk di toko KFF.

Seakan belum cukup, Dewan kota merencanakan pembangunan stadion basket yang baru dan menandatangani kontrak kerjasama dengan PepsiCo. Pembangunan stadion sendiri diperkirakan akan menelan biaya senilai US$ 132 juta. Pembangunan rencananya akan dimulai pada tahun 1996 dan akan memakan waktu 2 tahun.

Dengan pembangunan stadion baru ini, diperkirakan akan semakin mempersulit dan mematikan toko-toko dan bisnis yang ada di pusat kota seperti Kacey Fine Furniture dikarenakan kepadatan lalu lintas dan kesulitan tempat parkir.